Karomah Habib Syekh Boto Putih
PCNU Kota Pasuruan JATIM - Syahdan, tibalah seorang wali di kediaman sala satu pecintanya. Ini bukan kunjungan bisa, akan tetapi kunjungan sarat hikmah. Pasalnya, begitu ketemu shahibul bait, Sang Wali mengutarakan permintaan yang agak ganjil. “Aku menginginkan dua lembar permadani ini.” titahnya.
Sang pecinta terkejut. Bagaimana tidak, yang diminta junjungannya itu adalah permadani buatan Eropa yang super mahal. Barang itu baru saja dibelinya. Ia amat menyayangi permadani itu hingga ditempatkannya di tempat khusus.
“Begini saja. Anda boleh minta apa saja, asal jangan permadani ini.” pinta si pecinta. “Tidak. Aku tidak menginginkan lainnya.” jawab Sang Wali bergeming. Negosiasi alot. Dan akhirnya hati pecinta setengah mencair. “Baiklah, kalau begitu Anda boleh mengambil satu lembar saja.”
Setelah mendapatkan permintaannya itu, Sang Wali segera beranjak.
Sang Pecinta adalah seorang saudagar kaya raya. Sewaktu disambangi Sang Wali, dua armada kapal dagangnya tengah berlayar di lautan dengan membawa muatan harta yang banyak. Sayang nahas mendera. Dua armadanya itu koyak akibat terjangan gelombang. Salah satunya terempas lalu tenggelam. Sementara satunya lagi selamat dan berhasil mendarat.
Hati saudagar sedikit lega. Syukur, tidak kedua-duanya tenggelam. Ia memeriksa kapalnya yang selamat itu dengan seksama. Dan, terpampanglah pemandangan ajaib di hadapannya. Ya, selembar permadani yang dihadiahkan kepada Sang Wali telah menambal rapat-rapat bagian yang koyak pada perahunya. Ia termenung, menyesali perlakuannya pada Sang Wali. “Mengapa tidak kuberikan kedua-duanya saja waktu itu.” rutuk hatinya.
Kisah masyhur di atas dihikayatkan oleh Habib Abdul Bari bin Syekh al-Aydrus, dan di cantumkan dalam manuskrip Tajul A’ras, torehan pena Habib Ali bin Husein al-Attas.
Sang Wali yang berkaramah luar biasa itu, tidak lain tidak bukan, adalah Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih, ulama besar yang pusaranya ada di daerah Boto Putih, Surabaya. Dekat masjid Sunan Ampel. Karena itu, masyarakat lebih mengenal beliau sebagai Habib Syekh Boto Putih.
Di masanya, Keulamaan Habib Syekh sulit tertandingi. Pengetahuannya dalam fikih, lughah, tauhid dan lainnya sangat dalam. Para ulama dan auliya, baik di Nusantara maupun di Hadramaut mengakui keilmuan dan kewaliannya. Habib Idrus bin Umar al-Habsyi, ulama terkemuka di Hadramaut di masa itu memberikan sanjungan, “Adapun sosok Habib Syekh Bafaqih, beliau kami tempatkan di atas kepala kami (kami hormati).”
sumber: kitab Tajul A’Rasy
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.