Kebaikan dan Keburukan Sekecil Apa Pun Dibalas Allah
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ
اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ
النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك
لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى
سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى
يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال
تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Jamaah Jumat rahimakumullah,
فَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا
يَرَهُ
Artinya: "Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zaroh pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebasar
zaroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula."
Zaroh adalah bagian terkecil dari sesuatu, yang di dalam Ilmu Fisika
disebut atom. Allah SWT menegaskan bahwa tak satu pun perbuatan manusia, meski
sekecil atom, lepas dari perhatian dan pengawasan Allah SWT. Perbuatan baik,
betapapun kecilnya, pasti akan mendapat balasan. Demikian juga perbuatan jelek
pasti akan mendapat balasan. Balasan bisa diterima di dunia ini, dan bisa pula
di akhirat kelak. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada balasan yang tidak hanya
di dunia tetapi juga di akhirat.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Perilaku impulsif ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan
mengendalikan gejolak hati. Apa kata hati selalu dituruti, padahal dorongan
hati tidak selalu baik. Orang-orang impulsif biasanya sangat emosional.
Emosinya seringkali mengalahkan pikirannya meskipun mereka mungkin orang-orang yang
sangat cerdas. Jika kita termasuk orang seperti ini, kita harus belajar
bagaimana mengendalikan ucapan-ucapan yang tidak baik dan menyakiti orang lain.
Kita harus bicara yang baik karena segala sesuatu yang baik merupakan sedekah
sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA
sebagai berikut:
كُلُّ
مَعْرُوْفٍ صَدَ قَةٌ
Artinya: “Setiap kabaikan adalah sedekah.”
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Oleh karena perkataan yang baik termasuk sedekah, maka perkataan itu pasti
akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT. Untuk itu, orang-orang
emosional atau pemarah harus belajar mengendalikan lisannya agar tidak bicara
seenaknya yang dapat merusak hubungan antar personal. Orang-orang seperti ini
biasanya memiliki konflik dengan orang lain. Di dalam keluarga mereka
berkonflik dengan anggota keluarga lainnya, seperti dengan isteri atau suami,
dengan anak atau orang tua, dan dengan kakak atau adik. Di lingkungan tetangga,
mereka juga sering menjadi masalah. Di tempat bekerja, mereka juga sering
cekcok dengan teman-teman sendiri. Di tempat-tempat ibadah, mereka juga sering
membuat ketidak nyamanan orang lain.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Silaturrahim bisa terganggu disebabkan oleh perkataan-perkataan yang
menyakitkan dari orang-orang emosional. Orang-orang yang sering kita sakiti
baik dengan sikap maupun ucapan yang emosional pasti mengalami kesulitan untuk
bersaksi bahwa kita orang baik. Padahal kita membutuhkan kesaksian seperti itu
ketika kita telah meninggal dunia, misalnya pada saat dibacakan mahasinul
mayyit kita dalam upacara takziyah atau layatan. Biasanya, kiai atau ustadz
menanyakan kepada pelayat apakah si mayit orang baik. Bagaimana mungkin mereka
yang sering kita sakiti akan bersaksi tanpa hambatan bahwa kita orang baik
kalau setiap hari di masa hidup kita, kita sering melukai hati mereka? Kalau
tokh mereka menjawab bahwa kita orang baik, mungkin mereka mengatakan hal itu
hanya di lisan saja karena etika memang menuntut demikian. Padahal di dalam
hati, mungkin mereka mengatakan yang sebaliknya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِا للهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْلِيَصْمُتْ
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
berkata yang baik atau diam.” ( HR Muslim)
Jadi bicara yang baik itu sangat perlu dan kita harus bisa. Jika tidak,
sebaiknya kita memilih diam. Mengapa demikian? Sebab setiap amal baik, sekecil
apa pun, pasti akan di balas Allah SWT. Perkataan yang baik tidak saja mendapat
pahala dari Allah SWT, tetapi juga secara sosial menciptakan suasana kondusif
yang memungkinkan masyarakat untuk hidup bersama dengan damai dan tentram. Orang-orang
tua kita sering berpesan, “podho-podho sing ngomong, mbok ngomongo sing apik.”
Artinya, sama-sama mengeluarkan energi, yakni berbicara, bicaralah yang baik.
Maka haruslah kita hindari ucapan-ucapan kotor seperti misuh-misuh,
ucapan-ucapan kasar seperti menghujat atau menghardik sebab kesemuanya itu bisa
menimbulkan ketidak nyamanan bagi orang lain. Ucapan-ucapan seperti itu pasti
akan dicatat malaikat dan kita harus mempertanggung jawabkannya kelak. Pasti
akan ada balasan, yakni siksa dari Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam ayat
yang di awal telah disampaikan, yakni:
وَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًا يَرَهُ
Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan keburukan sebasar zaroh, atau sekecil
apa pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.”
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Hidup di dunia ini hanyalah sebentar. Maka hendaknya hidup yang sangat
singkat ini kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk menyiapkan bekal yang
sebanyak-banyaknya untuk hidup abadi di akhirat nanti. Barangsiapa yang bekal
akhiratnya sangat banyak, pasti akan hidup bahagia di surga bersama orang-orang
saleh yang di ridhai Allah SWT. Barangsiapa yang bekal akhiratnya sedikit atau
bahkan kurang, pasti akan sengsara di akhirat. Mereka akan menjadi geladangan
yang mondar-mandir kesana kemari meminta pertolongan. Maka sisa hidup ini
marilah kita isi dengan amal-amal saleh sekecil apa pun kesalehan itu agar kita
selamat di dunia dan akhirat. Amin, amin, ya rabbal alamin.
جَعَلَنا اللهُ
وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ اللهُ لِيْ
وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ
الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ
إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ
صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ
اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى
بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.