Covid 19 Bukanlah Segalanya
PCNU Kota Pasuruan JATIM - Virus corona akan “mati sendiri” manakala manusia bersikap untuk hidup bersih, punya imunitas yang baik, dan selalu menjaga kesehatan.
Kalau darah putih kita kuat dan lebih banyak dari virus, maka darah putih akan dapat menangkal kalau ada virus masuk. Virus selama masih bebas, akan memangsa darah merah dan itu terlihat di layar komputer. Makanya dokter anjurkan kita semua makan yang bergizi, vitamin, minum ramuan tradisional kunyit, jahe , kencur, sereh, jeruk lemon/ nipis, dan sebagainya sebagai penangkal dalam tubuh.
Pastikan lingkungan tetap bersih dan kesehatan tetap terjaga. Itulah cara praktis hadapi virus corona.
Virus corona bukanlah sebab kematian. Karena kematian bisa terjadi setiap saat, setiap waktu dan di mana saja. Apapun penyakitnya, itu hanya cara untuk mati. Jadi, virus corona bukan kata-kata. Tapi kesadaran dan tindakan untuk tetap waspada. Menjauhi ego dan sikap reaktif yang tidak perlu. Ikhtiar yang baik, doa yang baik. Lalu, tetaplah perbaiki kualitas iman dan takwa serta rasa takut kepada Allah SWT. Itu semua sudah cukup.
Ada banyak tuntunan agama tentang cara menyikapi musibah:
"Peliharalah harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang yang sakit dengan shadaqah, dan persiapkanlah doa untuk menghadapi malapetaka," Sabda Rasulullah Muhammad Saw ((HR. Ath-Thabrani)
Aisyah ra, ia berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang wabah penyakit." Rasulullah Saw memberitahukan kepadaku: ‘Wabah penyakit itu adalah azab yang diutus Allah kepada orang-orang yang Ia kehendaki. Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Jika terjadi suatu wabah penyakit, ada orang yang menetap di negerinya, ia bersabar, hanya berharap balasan dari Allah. Ia yakin bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi kecuali sudah ditetapkan Allah. Maka ia mendapat balasan seperti mati syahid". (HR Bukhari)
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan musibah, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” Rasulullah Muhammad Saw. (HR Muslim)
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS Al-Baqarah [2]: 155-157)
Ada sesuatu yang perlu kita khawatirkan melebihi virus corona. Yaitu ketika kita lebih takut dengan suatu penyakit dan tidak yakin dengan kekuasaan Allah yang Maha Melindungi. Ketika kita lebih khawatir dengan penyakit, tapi tidak khawatir dengan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Ketika kita lebih bergantung pada nasehat dokter dan kebijakan pemerintah, tapi kita lupa bahwa mereka semua adalah manusia.
Mari kita jadikan musibah sebagai momentum untuk berserah, berpasrah dan bersimpuh di hadapan Allah SWT. Perbanyak sedekah, sholawat dan doa. Biasakan selalu dalam keadaan berwudlu (daimul wudlu). Tetap istiqomah dalam beramal sholeh, kembangkan prasangka baik dan hindari prasangka buruk yang bisa mengganggu kesehatan jiwa dan raga. Berikhtiar secara proporsional, berpasrah secara maksimal.
Tulisan ini saya saring dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat..
M. Nailur Rochman
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.