Header Ads

Kyai Hamid, Tahu Sebelum Dikasih Tahu

Kisah ketawadlu ’an Kyai Hamid Pasuruan


Kiai Hamid di anugerahi mengetahui apa yang ada di benak orang; Misykat-misalnya, dia sering tertebak apa yang ada dibenaknya.


"Beliau tahu apa maunya orang" katanya.

"Saya kalau ada apa-apa belum bilang beliau sudah menjawab".

Hal yang sama dialami Gus Shobich Ubay, Ahmad Afandi, Syamsul Huda, Gus Hadi Ahmad, dll. Rata-rata mereka punya pengalaman, sebelum sempat mengadu, diberi jawaban terlebih dahulu.

Said Amdad Pasuruan, dulunya tidak percaya pada wali. Dia orang rasional.Mendengar kewalian Kiai Hamid yang tersohor kemana-mana, dia jadi penasaran.

Suatu kali ia ingin mengetes,

"Saya ingin diberi makan Kiai hamid. Coba dia tahu apa tidak" katanya dalam hati ketika pulang dari Surabaya. Setiba di Pasuruan dia langsung ke pondok Salafiyah pesantrennya Kiai Hamid.

Waktu itu pas mau jamaah sholat isya' usai sholat isya ia tidak langsung keluar, membaca wirid dulu. Sekitar pukul 20.30 WIB, jamaah sudah pulang semua.

Lampu teras rumah Kiai Hamid pun sudah dipadamkan. Dia melangkah keluar, Dia melihat orang
melambaikan tangan dari rumah Kiai Hamid. Dia pun menghampiri. Ternyata yang melambaikan tangan adalah tuan rumah alias Kiai Hamid.

"Makan disini ya" kata beliau.
Diruang tengah hidangan sudah ditata.
"Maaf ya, lauknya seadanya saja. Sampeyan tidak bilang dulu sih" kata Kiai Hamid dengan ramahnya. Said merasa di sindir, sejak itu dia percaya Kiai hamid adalah seorang wali.

Nara sumber/pemberi referensi :
K.H. Idris Hamid (Putra K.H. Abdul Hamid, Pasuruan)
(Dari buku biografi K.H Abdul Hamid)

No comments

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Powered by Blogger.